Sejarah Uang - Pada zaman primitif, manusia melakukan perdagangan dengan sistem barter, sebab saat itu mereka belum mengenal uang. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka mencarinya di alam dan mengambil sumber daya alam yang langsung dapat digunakan. Contohnya, berburu dan mencari buah-buahan jika lapar, membuat pakaian dari kulit pohon, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan mereka belum mengenal teknologi untuk mengolahnya. Aktivitasnya hanya sebatas mempertahankan hidup dan mencari sumber makanan baru.
Barang-barang kebutuhan hidup yang tidak dapat dihasilkan sendiri, diperoleh dengan cara melakukan tukar-menukar barang yang disebut barter. Misalnya, menukarkan hasil buruan dengan umbi-umbian atau padi, ikan hasil tangkapan ditukar dengan buahbuahan, dan sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya, semakin lama kebutuhan hidup manusia ternyata semakin banyak dan kegiatan barter menemui banyak kesulitan sehingga pada akhirnya barter ditinggalkan.
Berikut ini hal-hal yang menyebabkan barter mulai ditinggalkan.
- Sulit menentukan nilai tukar barang.
- Sulit menyesuaikan keinginan dari kedua belah pihak.
- Sulit menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan dengan barang yang tersedia.
- Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang diinginkan terkadang lama, sehingga sulit menentukan kapan barang akan diperoleh.
Beberapa kesulitan yang timbul dalam pelaksanaan barter tersebut menyebabkan manusia mulai mencari barang-barang tertentu dan menetapkan fungsinya sebagai uang. Barang itu pun akhirnya digunakan sebagai alat tukar yang disebut uang barang. Benda-benda yang pernah dijadikan uang barang adalah kulit kerang, mutiara, bulu unggas, gading, garam, tembakau, dan tembaga.
Meskipun alat tukar berupa uang barang sudah ada, namun kesulitankesulitan masih tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena barang-barang yang dijadikan uang barang sebagai alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga penentuan nilai uang, penyimpangan, dan pengangkutan
menjadi sulit dilakukan. Selain itu, barang-barang tersebut tidak tahan lama bahkan mudah hancur. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan manusia berusaha mencari alat tukar yang tahan lama, mudah disimpan, mudah dibawa, dan nilainya tetap.
Akhirnya emas dan perak digunakan sebagai alat tukar karena memiliki keunggulan-keunggulan antara lain:
- logam mulia yang tidak berkarat,
- mudah dikenali dan diterima masyarakat,
- tahan lama dan tidak mudah rusak,
- dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil tanpa mengurangi nilainya.
Kemajuan ekonomi dunia yang bertambah pesat menyebabkan kegiatan perdagangan juga bertambah pesat. Transaksi-transaksi yang dilakukan menjadi sering terjadi. Hal ini menyebabkan penggunaan uang logam sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar. Di sisi lain, bahan pembuat uang logam terbatas, karena jumlah emas dan perak semakin langka.
Akibatnya, semakin lama banyak negara yang mengganti uang logam dengan uang kertas sebagai alat
tukar-menukar. Dari sinilah sejarah uang kertas muncul. Kegiatan tukar-menukar dengan menggunakan uang kertas mempunyai banyak keuntungan antara lain biaya yang digunakan untuk membuat uang kertas lebih murah dan uang kertas lebih ringan dibawa dan disimpan dari pada uang logam.
Repost: rpp-smp.blogspot.com