22/06/18

Buku "Perang Konvoi Cianjur-Sukabumi 1945-1946"



Pada tanggal 27 Januari lalu, saya menyempatkan diri untuk kembali mengunjungi toko buku Gramedia. Pilihan saya jatuh pada Gramedia World Emerald Bintaro yang dekat dari lokasi saya di Pamulang, Tangerang Selatan. Toko buku ini berdiri sendiri dengan gedung sendiri pula. Kedatangan saya bertepatan dengan obral buku murah (buku tertentu) mulai dari Rp5.000,00 s/d Rp30.000,00. Setelah menarik dua buku pilihan dari obral bukunya, dengan eskalator saya beranjak langsung menuju lantai tiga di mana deretan buku bertema sosial berada. Secara tidak sengaja kedua mata saya tertuju pada satu buku yang menarik.

Judul buku tersebut adalah "Perang Konvoi Sukabumi-Cianjur 1945-1946". Rupanya buku ini mengangkat tentang pertempuran-pertempuran yang terjadi di sepanjang jalur yang dilewati pasukan Sekutu di Jawa Barat dengan rute Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Alhasil saya sangat tertarik dan ikut membawa pulang (tentunya setelah membayar di kasir). Buku-buku tentang perang pasca proklamasi memang menarik untuk dibaca, salah satunya buku ini. Meskipun bisa saja ada banyak lagi kisah-kisah tentangnya yang belum dibukukan, setidaknya buku ini dapat memberikan gambaran bagaimana terjadinya "Perang Konvoi" tersebut.


Sebagai 'sinopsis', saya akan meng-copy tulisan yang ada di bagian belakang buku tersebut:

Perang Konvoi yang berlangsung di front Jawa Barat, beberapa bulan setelah proklamasi, hanyalah satu dari peristiwa penting sejarah yang belum sepenuhnya terdokumentasi. Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letnan Jendral Sir Phillip Christison (Inggris) sebagai perwakilan Sekutu, memasuki Indonesia untuk menjalankan misi Internasional melucuti serta memulangkan balatentara Jepang, dan mengirimkan perbekalan serta memulangkan tawanan perang dan interniran atau Allied Prisoners of War and Internees (APWI). Misi yang seharusnya berjalan damai, sayangnya berubah menjadi medan perang baru bagi tentara Inggris. Perkembangan yang mencemaskan ini tidak terlepas dari peran Belanda yang mendompleng masuk di belakang Sekutu.

Perang Konvoi yang terjadi di sepanjang jalan antara Bogor-Cianjur-Sukabumi-Bandung berlangsung dalam dua periode. Perang pertama terjadi pada 9-12 Desember 1945 dan berpusat di Bojong Kokosan. TKR bersama barisan laskar berhasil memukul konvoi Sekutu meski dengan peralatan seadanya. Perang kedua terjadi pada 10-14 Maret 1946 dan puncaknya terjadi saat pengepungan terhadap tiga battalion Inggris di tengah kota Sukabumi.

Aksi TRI bersama barisan laskar menjadi mimpi buruk bagi tentara Inggris. Bahkan para tentara Gurkha dari Nepal dan Batalion Jats dan Patiala dari India yang sudah sangat terkenal sebagai mesin perang yang menakutkan dibuat tidak berdaya menghadapi gempuran pejuang Republik.

Kekalahan ini meyakinkan Inggris dan Sekutu akan keberadaan TRI sebagai kesatuan tentara regular di bawah negara yang berdaulat. Peristiwa ini juga bersamaan dengan perang 'Bandung Lautan Api', memaksa Sekutu kembali memasuki meja perundingan dan akhirnya bersedia melibatkan pihak Indonesia dalam misi APWI. Lewat meja perundingan di Yogyakarta tanggal 2 April 1946, yang disebut "Djogjakarta Agreement", kemudian dibentuk suatu badan pelaksanaan yang dinamai POPDA (Panitia Oeroesan Pengangkoetan Djepang dan APWI), terdiri dari tenaga sejumlah instansi pemerintah yang terkait, dengan berintikan TRI untuk membantu misi Sekutu.

Perang Konvoi adalah sebuah catatan prestasi penting bagi TRI, khususnya Resimen Sukabumi bersama barisan Hizbullah, Sabilillah, Pesindo, Banteng, Pemuda Proletar, KRIS, PRD, Laskar Merah dan laskar lainnya di bawah koordinasi komando Letkol Eddie Soekardi. Kemenangan ini menjadi bagian dari sejarah keberhasilan TKR/TRI sebagai tentara professional Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di kancah Internasional.


Keterangan

Judul: PERANG KONVOI SUKABUMI-CIANJUR 1945-1946; The Heaviest Airstrike in Java War (The Fighting Cock, Col. Douhlton, 1951)
Penyusun: Drs. Yoseph Iskandar, Drs. Dedi Kusnadi, Drs. Jajang Suryani
Jumlah halaman: xvi + 202 hal
Cetakan: Cetakan I, 2016
Penerbit: Matapadi Presindo
Disqus Comments